Minggu, 23 Desember 2012

kecamatan di kulon progo

Kalibawang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kalibawang merupakan kawasan Agropolitan Kabupaten Kulonprogo. Kecamatan Kalibawang memiliki luas 52,97 Km2 atau 9,03 % dan luas Kabupaten Kulonprogo, berpenduduk 33.387 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 624 jiwa/Km2 terdiri dari 4 desa. Kecamatan Kalibawang diprioritaskan sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Menoreh.
Kecamatan Kalibawang terletak di bagian Timur Laut Kabupaten Kulonprogo dan langsung berbatasan dengan Kota Mungkid di sebelah Utara, Muntilan di Timur Laut, dengan Kabupaten Sleman di sebelah Timur, dengan Kecamatan Samigaluh di sebelah Barat dan dengan Kecamatan Nanggulan di bagian selatan. Batas wilayah utara sampai timur ditandai oleh Kali Progo.
Kecamatan Kalibawang merupakan dataran dan sebagian Pebukitan Menoreh dengan elevasi hingga 500 m dpl.Berdasarkan data di Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo, wilayah pekerjaan terletak pada ketinggian antara 26 - 500 meter di atas permukaan laut denganperincian 82,96 % luas wilayah berada pada ketinggian 26 - 100 m dpl, dan 17,04 % berada pada ketingian 101 - 500 m dpl. Sedangkan curah hujan di Kecamatan Kalibawang pada tahun 2001 adalah 4.482 mm/tahun dengan jumlah hari hujan mencapai144 hari/tahun.
Produk unggulan di Kecamatan Kalibawang adalah : KKO (cokelat)dan aneka pengolahanya, Gula jawa/ merah, Durian, Buah Naga, Slondok dan Gula Kristal. Ada beberapa lokasi kunjungan di Kecamatan Kalibawang diantaranya Kawasan Ancol, Makam Nyi Ageng Serang, Makam Simbah Kyai Krapayak Tsani, Agro Durian, Perkebunan Buah Naga, Desa Wisata Banjaroya dan Desa Budaya Banjarharjo.
Ketika terjadi banjir lahar dingin pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010 yang sering memutuskan arus lalu lintas jalan Yogyakarta - Magelang, kawasan ini merupakan salah satu jalur alternatif terdekat yang menghubungkan 2 wilayah tersebut.

Desa

  1. Banjararum
  2. Banjaroyo
  3. Banjarharjo
  4. Banjarasri

Nanggulan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Setelah masa Perang Diponegoro, pada Tahun 1851, Nanggulan merupakan wilayah setingkat Kabupaten yang dikepalai oleh Seorang Tumenggung. Pada 16 Februari 1927, Nanggulan diturunkan statusnya menjadi Kawedanan dengan 3 Kapanewon (Kecamatan) yakni Kapanewon Watumurah/Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh. Pada tahun 1951, seiring dengan penggabungan Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Adikarto, maka status Nanggulan turun lagi menjadi Kecamatan sampai sekarang. Di Kecamatan Nanggulan ini terdapat berbagai budaya yang dapat di temukan. Untuk seni tari, terdapat Jathilan yang biasa di pentaskan oleh beberapa dusun di Nanggulan. Selain seni tari, batik pun juga dapat di temukan di kecamatan ini. Dapat juga di temukan salah satu usaha pembuat kain batik tulis maupun cap yang bernama Sekar Niti.

Batas-Batas Wilayah

  1. Barat :
  2. Utara :sungai banjar arum, maken
  3. Timur :kali progo
  4. Selatan :

Dokter Hewan

  1. Drh. Wikrama Satyadarma : Pedukuhan Setan, Wijimulyo, Telp. 0817 909 4592
  2. Drh. Anis Pramundari : Kantor BP3 Kembang.

    Desa

  3. Banyuroto
  4. Donomulyo
  5. Wijimulyo
  6. Tanjungharjo
  7. Jatisarono
  8. Kembang    
Samigaluh adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Samigaluh berada di sebelah utara dalam wilayah Kabpaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. wilayah Samigaluh didominasi oleh perbukitan (bagian dari Perbukitan Menoreh) yang terletak di perbatasan antara Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta denan Propinsi Jawa Tengah (Kabupaten Purworejo). daerah Samigaluh kaya dengan obyek wisata (Suroloyo, Goa Seriti, dan lain-lain.
  1. Samigaluh merupakan daerah penghasil cengkeh termasyhur dari Daerarah istimewa Yogyakarta.Penduduk dari Samigaluh kebanyakan berprofesi sebagai Petani.Daerah ini mempunyai ketinggian di atas 500m dpl,sehingga ini berdampak pada hawa yang cukup dingin,terutama di puncak Suralaya. Puncak Suroloyo, demikian orang-orang menyebutnya. Puncak Suroloyo merupakan bukit tertinggi di kawasan pegunungan Menoreh yang terletak di kabupaten Kulonprogo. Selain memiliki pemandangan yang indah, tempat ini juga memiliki berbagai cerita dan mitos yang cukup kuat. Tidak mengherankan jika suasana mistis sangat terasa jika kita berada di tempat ini.

    Puncak Suroloyo memiliki kemiripan dengan kisah gunung Tidar. Jika Gunung Tidar diyakini sebagai pakuning tanah Jawa, maka Puncak Suroloyo diyakini sebagai pusat atau titik tengah pulau Jawa. Keyakinan ini didasarkan pada garis imaginer pulau Jawa. Jika ditarik garis lurus dari Selatan ke Utara dan dari Barat ke Timur, maka titik temunya ada di puncak Suroloyo ini. Tampaknya ada yang mengaitkan suroloyo dengan kisah semar, mengingat di tempat ini terdapat ornamen Semar badranaya. Suroloyo merupakan tempat bersemayamnya para dewa. Dengan mengaitkan Suroloyo dan sosok Semar hendak dikatakan bahwa puncak suralaya ini diyakini sebagai kahyangan, tempat berkumpulnya para dewa. Salah satu dewa yang ngejawantah adalah kyai semar itu. “Di daerah ini, pada malam-malam tertentu sering terdengar alunan gamelan. Tapi tidak diketahui dari mana sumber alunan gamelan itu” ungkap seorang penduduk desa di sekitar puncak Suroloyo.

    Tempat ini juga mempunyai kaitan sejarah dengan Kerajaan Mataram Islam. Dalam Kitab Cabolek yang ditulis Ngabehi Yasadipura pada sekitar abad ke-18 disebutkan bahwa suatu hari Sultan Agung Hanyokrokusumo yang kala itu masih bernama Mas Rangsang mendapat wangsit agar berjalan dari Keraton Kotagede ke arah barat. Petunjuk itupun diikutinya. Sampailah ia di puncak Suroloyo ini. Karena sudah menempuh jarak sekitar 40 km, Mas Rangsang merasa lelah dan tertidur di tempat ini. Pada saat itulah, Rangsang kembali menerima wangsit agar membangun tapa di tempat dia berhenti. Ini dilakukan sebagai syarat agar dia bisa menjadi penguasa yang adil dan bijaksana. Jadilah beberapa peninggalan yang masih ada hingga sekarang ini. Di bagian puncak, terdapat sebuah batu besar dan arca. Di tempat ini sering digunakan untuk mengadakan ritual jamasan pusaka kraton setiap awal bulan Sura. Pada ritual ini, puncak Suroloyo akan penuh sesak dengan orang-orang yang ingin ngalap berkah. Tidak tanggung-tanggung, banyak di antara mereka yang berjalan kaki menuju ke puncak Suroloyo.

    Di samping mitos dan kisah sejarah, puncak Suroloyo menyuguhkan panorama alam yang menyegarkan. Perbukitan menoreh dapat dinikmati dari puncak Suroloyo. Kelok-kelok puncak perbukitan Menoreh yang diselimuti kabut tipis akan membuat kita melayang seraya di kahyangan. Jika cuaca cerah, biasanya pada pagi hari, kita bisa memandang empat gunung besar di Jawa yakni Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro. Dari tempat ini pun puncak Candi Borobudur yang berada di Magelang juga bisa dilihat dengan jelas. Jika kita membawa teropong, maka keindahan Candi Borobudur dapat dinikmati dari ketinggian puncak Suralaya ini.
    Di puncak ini terdapat tiga gardu pandang yang mempunyai nama sendiri-sendiri yakni Suroloyo, Sariloyo, dan Kaendran. Dari ketiga gardu pandang ini, gardu pandang Suroloyo adalah gardu pandang yang paling menarik dan menantang. Untuk mencapai puncak ini, kita harus melewati jalan berundak yang lumayan untuk membuat kita terengah-tengah atau sekedar berhenti untuk mengatur napas untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Di puncak ini terdapat sebuah joglo. Jika kita merasa tidak siap untuk naik sampai ke puncak karena fisik kita yang lemah, di bagian bawah sebelum jalan berundak ini terdapat sebuah joglo yang bisa dipakai untuk beristirahat seraya menikmati keindahan alam yang tersaji di depan mata kita. Selain keindahan alam, ada banyak aneka tumbuhan dan aneka jenis hewan yang bisa kita jumpai. Bunga-bunga liar yang beraneka warna menarik mata kita untuk memandangnya. Pemandangan seperti ini tentu akan memanjakan mata kita seraya mengucap syukur atas segala keindahan cipta-Nya. Sungguh luar biasa.

    Girimulyo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

    Sentolo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Dulu Sentolo merupakan ibu kota kabupaten, namun setelah Kabupaten Adikarto digabungkan, maka ibukotanya berpindah ke Wates, Kulon Progo

    Pengasih adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

    Wates adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Di sinilah ibukota Kabupaten Kulon Progo.
    Wates adalah ibu kota dari kabupaten Kulon Progo, yang merupakan satu dari empat kabupaten di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wates dalam bahasa Jawa berarti "batas". Seperti halnya daerah perkotaan di sisi pantai selatan perkembangan kota ini relatif kurang karena hampir tidak ada penggerak aktivitas ekonomi yang muncul. Sehingga hanya berperan sebagai pusat administrasi dari kabupaten Kulon Progo.
    Jumlah penduduk kota Wates tahun 2001 adalah 45.436 jiwa. Luas wilayahnya 3.200,2 Ha, dengan kepadatan penduduknya 15 Jiwa / Ha. Berdasarkan kriteria BPS kota Wates dapat digolongkan kepada Kelas Kota Kecil, (kota dengan jumlah penduduk antara 20.000 sampai 100.0000 jiwa).

    Kokap adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

    Kelurahan

  2. Hargorejo
  3. Hargowilis
  4. Hargomulyo
  5. Kalirejo
  6. Hargotirto
Temon adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini merupakan pintu masuk sebelah barat dari Daerah Istimewa Yogyakarta di jalur selatan Jawa, berbatasan dengan Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah.

Lendah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Kecamatan Lendah terdiri dari 6 desa, yaitu:

  Galur adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Panjatan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar