Industri
unggulan DIY pada umumnya dan Kulon Progo pada khususnya adalah
industri kerajinan. Komoditas kerajinan unggulan Kulon Progo salah
satunya adalah industri kerajinan batik. Kerajinan/Industri batik
memiliki corak dan jenis/motif batik yang beraneka ragam. Di DIY pada
umumnyamotif batik mendapat pengaruh agama Hindu, Budha, dan Islam.
Industri Batik di Kulon Progo tersebar di beberapa Desa. Adapun beberapa
jenis batik di Kulon Progo adalah batik cap, batik lukis, batik tulis
serta batik kombinasi antara cap dan tulis. Sedangkan potensi batik di
Kulon Progo ada 77 unit usaha dengan menyerap 252 orang tenaga kerja
dengan investasi peralatan dan mesin Rp 253.600.000,-. Selama 1 tahun
dapat menghasilkan 42.480 potong, nilai produksinya Rp 3.984.633.000,-
dengan bahan baku dan bahan penolong Rp 2.005.374.000,- dari hasil
produksi mendapatkan nilai tambah Rp 1.979.259.000,-.
Batik
merupakan salah satu bahan yang dipakai untuk membuat pakaian. Batik
bisa mengacu pada 2 hal yaitu: yang pertama adalah tehnik pewarnaan kain
dengan menggunakan malam yang berguna untuk mencegah pewarnaan sebagian
dari kain. Dalam literatur Internasional, tehnik ini dikenal sebagai
wax-resist dycing. Pengertian yang kedua adalah kain atau busana yang
dibuat dengan tehnik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu
yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, tehnik pengolahan kain (batik)
telah dikenal sejak sebelum pengaruh Hindu masuk ke Nusantara sekitar
abad IV Masehi, bukti-buktinya tertuang dalam sejumlah prasasti dan arca
kuno (Timbul Haryono,Guru Besar Arkeologi UGM). Sejumlah prasasti dari
abad IX menyebutkan jenis-jenis kain yang diolah dengan tehnik mirip
batik, motif pada busana arca mirip dengan motif batik kawung yang
dikenal saat ini.
Batik Indonesia sebagai keseluruhan
tehnik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh
UNESCO telah ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan
dan bendawi (MASTERPIECES OF THE ORAL AND INTANGIBEL HERITAGE OF
HUMANITY) sejak 2 Oktober 2009. Dalam literatur Eropa, tehnik batik ini
pertama kali diceritakan dalam buku HISTORY OF JAVA (London, 1817)
tulisan SIR THOMAS STANFORD RAFFLES. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris
di Jawa semasa NAPOLEON menududki BELANDA, pada tahun 1873 seorang
saudagar Belanda VAN RIJEKEVORSEL memberikan selembar batik yang
diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke MUSEUM ETNIK di ROTTERDAM
dan pada awal abad ke-19 iitulah batik mulai mencapai masanya. Sewaktu
batik dipamerkan di EXPOSITION UNIVERSELLE di Paris pada tahun 1900
batik Indonesia memukau publik dan seniman.Semenjak industrialisasi dan globalisasi yang memperkenalkan teknik
otomatis, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik
cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan
tangan menggunakan canting dan malam disebut BATIK TULIS. Batik yang
ada di Kulon Progo merupakan hasil dari olah cipta, rasa, dan karsa
serta kristalisasi nilai-nilai kearifan lokal masyarakat di Kabupaten
Kulon Progo yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat dan dijunjung
tinggi sebagai sebuah wahana bernilai norma-norma kehidupan yang luhur
dan Batik juga merupakan sebuah produk warisan budaya oleh para leluhur
kita yang adiluhung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar